Kali ini gemar sepeda akan membahas pengepasan pada sepeda balap (road bike). Ada beberapa hal yang akan dibahas, antara lain memilih ukuran rangka sepeda (frame) yang tepat, menyetel tinggi sadel, maju mundurnya sadel, dan ketinggian stang sepeda (handle bar).

Merasa nyaman

Pertama, goweser harus merasa nyaman dengan posisi badan. Tidak peduli apakah ukuran sudah pas, sudut sudah tepat, dan sebagainya, tapi kalau merasa tidak nyaman dengan posisi tersebut, berarti ada yang masih belum pas.

Ingatlah beberapa hal ini ketika melakukan penyetelan:

Memilih Ukuran Rangka Yang Tepat

Pengepasan sepeda dimulai ketika goweser memilih sepeda untuk dibeli. Setiap sepeda mempunyai ukuran rangka, yang bisa dinyatakan dalam huruf misalnya S, M, L, atau XL, tapi umumnya dinyatakan dalam angka, misalnya 46, 48, 50, 52, 54, 56, 58, dsb. Angka ini biasanya merupakan ukuran panjang (dalam centimeter) dari seat tube, diukur dari puncaknya sampai ke bagian tengah bottom bracket:
 Pilihlah sepeda yang sesuai dengan tinggi badan goweser, sesuai dengan yang disarankan pabrikan sepeda tersebut. Rekomendasi ukuran rangka bisa berbeda untuk merek yang berbeda, walaupun jenis sepedanya sama. Sebagai contoh, untuk sepeda balap Colnago ukuran 54 (cm) direkomendasikan untuk pengendara dengan tinggi badan 180-183 cm, sedangkan untuk sepeda balap Mekk ukuran 54 direkomendasikan untuk tinggi badan 173-183 cm. Oleh karena itu penting untuk mencari rekomendasi ukuran yang spesifik terhadap merek dan jenis sepeda yang dibeli. Di bawah ini gemar sepeda sudah menampilkan ukuran tabel untuk road bike, silahkan dicek goweser.


Ada beberapa cara untuk menemukan rekomendasi ukuran. Kalau goweser membeli di toko sepeda yang baik, mestinya penjaga toko bisa memberikan saran mengenai ukuran yang tepat. Mungkin ada semacam brosur yang bisa  dibaca yang berisi tabel ukuran sepedanya. Alternatif berikutnya adalah ke situs pabrikan sepeda tersebut dan cari panduan ukurannya di situ. Kalau sampai di sini masih belum ketemu, alternatif terakhir tentunya adalah Google (atau mungkin juga ini alternatif pertama). :). Bagaimana kalau goweser terlanjur membeli sepeda yang ukurannya tidak sesuai? Asal tidak terlalu ekstrim, menurut saya mungkin tidak apa-apa, masih bisa diatasi dengan penyetelan di bawah ini.

Ketinggian Sadel

Penyetelan pertama (dan terpenting) yang dilakukan adalah menyetel tinggi sadel. Ini sangat penting karena kalau tidak bisa-bisa mengakibatkan cedera. Setelan tinggi sadel yang terlalu rendah memberikan tekanan yang lebih pada lutut, sehingga bisa berakibat sakit atau cedera pada lutut, dan disamping itu tidak memungkinkan untuk menyalurkan tenaga secara penuh ke pedal. Sebaliknya, setelan yang terlalu tinggi mengakibatkan goweser harus berjingkat dan pinggul berayun untuk mencapai pedal, yang mengakibatkan sakit di punggung bagian bawah, dan juga bagian selangkangan akibat gesekan.
Menyetel tinggi sadel (gambar adalah tangkapan layar dari YouTube)

Tujuan utama yang hendak dicapai dari penyetelan ini adalah, agar ketika pedal berada di posisi jam 6 atau bagian paling bawah, paha goweser membentuk sudut yang sesuai terhadap betis (lihat gambar di atas). Dan ingat dalam mengayuh pedal, posisi tumit sebaiknya selalu lebih tinggi dari jari kaki (lihat gambar atas).
Ada beberapa cara untuk mencari ketinggian yang pas. Cara pertama adalah dengan melihat sudut di lutut seperti di atas. Sayangnya panduan tentang sudut yang sesuai berbeda-beda tergantung sumbernya. Menurut video BikeDynamics di atas, sudut yang sesuai adalah 143-148 derajat. Sedanfkan Cycling Performance Tips menyebut sudut 25-30 derajat untuk menghindari cedera di lutut. Sedangkan menurut video Performance Bicycle, sudutnya adalah 160-170 derajat (lihat gambar di bawah).
Sudut lutut (sumber YouTube)

Cara yang lain adalah dengan mengukur panjang kaki  bagian dalam (dari selangkangan ke lantai), lalu mengalikannya dengan 0.883. Inilah jarak antara bagian atas sadel sampai titik tengah bottom bracket.
Cara yang ketiga adalah dengan mengayuh sepeda dengan menggunakan tumit, lalu menyetel ketinggian sadel sehingga kaki berada pada posisi yang benar-benar lurus dan lutut mengunci pada saat posisi pedal ada di paling bawah. Tapi jangan terlalu tinggi sehingga pinggang harus bergoyang ketika mengayuh.
Kalau menurut saya sebaiknya dicoba saja, pilih suatu ketinggian yang sudutnya masuk dalam kisaran di atas, lalu dicoba jalan dan dinaikkan atau diturunkan untuk mencari posisi yang paling nyaman. Yang penting jangan terlalu tinggi sehingga lutut lurus terkunci atau pinggul goyang kiri kanan ketika mengayuh, dan jangan terlalu rendah sehingga kayuhan tidak bertenaga penuh dan akibatnya lutut terasa sakit. Kalau merubah ketinggian, rubahlah sedikit demi sedikit, karena beda 1 cm saja efeknya sudah bisa terasa.

Cobalah untuk bersepeda yang agak lama di posisi yang goweser rasa cocok. Mungkin sekitar sejam  sampai merasa lelah, karena ketika goweser lelah maka kekuatan kaki sudah beda. Telapak kaki yang tadinya membentuk sudut akan cenderung menjadi horizontal ketika lelah, dan goweser akan merasa setelan sadelnya terlalu tinggi (atau sebaliknya, terlalu rendah).
Setelah goweser menemukan setelan yang terbukti pas, tandai ukuran ketinggian tersebut dengan spidol agar setelannya tidak hilang kalau ketinggian sadel dirubah orang atau sadel dilepas.

Posisi Maju Mundur Sadel

Berikutnya adalah pengepasan posisi maju mundur sadel. Untuk ini Anda butuh seutas tali dan bandul. Lalu duduklah di atas sadel, kayuhlah lengan pedal sehingga posisinya horizontal (jam 3 untuk kaki kanan). Lalu tempelkan tali yang sudah diikat ke bandul tadi ke bagian depan lutut. Bagian bawah tali tersebut sebaiknya melintas di pusat pedal.
Mengukur posisi maju mundur sadel
Mengukur posisi maju mundur sadel
Terlihat pada gambar di atas, talinya agak di depan pusat pedal. Berarti posisi sadel perlu digeser ke belakang. Tapi ada juga yang bilang, kalau majunya agak ke depan itu tidak apa-apa karena pusat massanya masih “di dalam”. Baiknya ya dicoba-coba saja.

Pengaturan Posisi Stang Sepeda

Berikutnya adalah pengaturan posisi stang sepeda. Posisi stang akan menentukan postur bersepeda, apakah membungkuk sekali seperti atlit balap sepeda Tour de France, atau agak tegak seperti MTB. Posisi membungkuk lebih aerodinamis, tapi bisa membuat punggung dan tangan sakit kalau tidak biasa. Sedangkan posisi yang agak tegak lebih cocok untuk touring dan/atau pengendara sepeda yang masih baru.

Untuk mengatur ketinggian stang sepeda, ada beberapa cara. Pertama, dengan mengatur sudut stang, seperti pada gambar di bawah.
Mengatur sudut sehingga stang lebih rendah atau lebih tinggi
Mengatur sudut sehingga stang lebih rendah atau lebih tinggi
Tapi ingat, jangan menyetel sudutnya terlalu rendah, karena bahaya. Bisa-bisa pegangan goweser terlepas dari setang!
Kedua dengan mengubah letak spacer (lihat gambar di bawah). Kalau stang kurang rendah, maka spacer bisa dipindah ke atas stem. Caranya dengan melepas 3 baut seperti di gambar di bawah, lalu lepas stem, lepas spacer, masukkan stem, masukkan spacer, lalu kencangkan lagi bautnya. Dan sebaliknya, kalau memang menungkinkan.
Stem, spacer, dan headset
Stem, spacer, dan headset
Ketiga dengan membalik arah stem. Seperti terlihat di atas, kalau stem dimasukkan terbalik atas bawahnya, maka posisi stem akan mendongak ke atas dan posisi stang akan naik. Caranya pertama lepas stang dari stem dengan melepas 4 baut pada gambar sebelumnya, lalu lepas stem dari headset, lalu masukkan stem lagi secara terbalik, pasang stang, dan pasang/kencangkan baut-bautnya.
Kalau cara-cara di atas sudah tidak memungkinkan, mungkin goweser harus mengganti stem dengan panjang dan sudut yang sesuai.